Breaking

Selasa, 02 Juni 2020

Pendakian Pertama di Gunung Sindoro


Menjadi seorang pendaki?? tidak ada sedikitpun pikiran tentang itu. Awalnya saya menganggap mendaki adalah hal yang melelahkan, membuang waktu, membuang tenaga, membuang uang dan sebagainya..
Gerbang Pendakian Sindoro, Jalur Kledung

Awal mula saya mendaki adalah karena penasaran. Seorang teman mengajak saya mendaki, perasaan tidak enak yang muncul membuat saya memaksakan diri untuk mengikuti ajakanya. Gunung Sindoro adalah tujuan kami waktu itu. Saya tidak begitu tau, seperti apa gunung sindoro. Saya belum memahami seperti apa perjalanan mendaki gunung, medannya bagaimana, atau persiapan apa yang harus dilakukan. Latihan fisik?? tidak ada persiapan itu.. 

Saya, Waya, Amni, & arif empat sekawan yang akan mencoba menaklukan sindoro. 1 hari menjelang pendakian, kawan saya mulai menyiapkan peralatan pendakian. Entah apa yang mereka siapkan, aku menjadi makmum sejati, waktu itu hehe..

Hari pendakian pun tiba, perjalanan ke basecamp kami lakukan dengan tenang dan santai. 2 jam perjalanan dari jogja ke temanggung terasa begitu singkat. Waktu itu kami mememilih kledung sebagai tempat basecamp kami. Lagi-lagi saya tidak tau alasanya, kenapa memilih tempat itu. 

Kami sangat menikmati suasana di basecamp. Udara yang segar, suasana yang syahdu, hingga penduduk lokal yang sangat ramah membuat kami betah disana. 

Tepat 30 menit sebelum dzuhur, kami mulai pendakian. Sempat ada tawaran ojek untuk langsung naik ke pos 1, tapi kami memilih cara klasik hehe. bagi kami 15 ribu ongkos ojek sama dengan 2 porsi nasi telur & esteh wkwk..

Meski udara dingin, tapi langit sangat cerah. matahari terasa begitu nyengat, perjalanan ke pos 1 saja memakan waktu yang cukup lama, 1,5 jam. Ada sedikit perasaan menyesal karena menolak tawaran ojek, tapi hanyaa sebatas penyesalan.

Sampai pos 1, kami memilih untuk berleha-leha, beristirahat dan beribadah, meskipun sudah banyak istirahat dibawah hehe. sekitar 30 mennit waktu terbuang di pos 1. Setelah sadar karena terlalu lama bermalas-malasan, kami langsung menlanjutkan perjalanan. Jarak pos 1 ke pos 2 tidak begitu jauh, sekitas 1 jam 15 menit jalan santai.

Hingga akhirnya kami sampai pada pos dimana kami mendirikan tenda, sunrise camp namanya. Tidak ada yang sepesial saat perjalanan dari pos 1 hingga sunrise camp. Aktifitas kami hanya jalan, istirahat dst, hingga sampai ke sunrise camp.
Sunsise Camp Gunung Sindoro

Kejutan justru kami dapat di sunrise camp. Pemandangan indah nampak didepan mata. Nampak gunung sumbing tepat diseberang gunung sindoro. Rasa lelah sudah tak dirasakan lagi, setelah berjam-jam perjalanan hingga sampai di sunrise camp. Berfoto merupakan rutial wajib kami saat itu.

kami memilih mendirikan tenda dengan arah pintu tenda ke gunung sumbing, sangat menarik. Sambil menikmati cemilan, kami memandangi gagahya gunung sumbing. 

Kesalahan memilih makanan merupakan salah satu hal konyol yang kami lakukan waktu itu. Amni membawa makanan yang terbuat dari ubi jalar, timus namanya. Ubi merupakan jenis umbi umbian yang mengandung gas. Secara otomatis, terjadi lah perang k*ntut didalam tenda. Kenangan ini tak pernah kami lupakan dan selalu menjadi bahan obrolan, ketika kami mengingat perjalanan ini hehe.

Setelah beristirahat kami bangun dipagi hari, dan menikmati suasana pagi di sunrise camp. mengambil foto, menikmati kopi, hingga candaan konyol, adalah hal yang tak pernah terlupakan waktu itu.

Selanjutnya kami lanjutkan perjalanan menuju puncak. sebelum sampai puncak, ada 1 pos yang harus kami lewati, namanya batu tanah. Perjalanan dari sunrise camp ke batu tanah memakan waktu sekitar 2 jam lebih. Namun perjalanan itu tidak terasa berat karena sepanjang perjalanan mata kami dimanjakan dengan pemandangan gunung sumbing.

Batu Tanah Gunung Sindoro

Total perjalanan hingga puncak, memakan waktu hampir 4 jam. perjalanan yang cukup berat, mengingat medan jalur pendakian di atas pos sunsice camp adalah bebatuan terjal, juga minim vegetasi. 

Hingga saatnya sampai lah kami di puncak Sindoro. Susah menjelaskan definisi persaaan kami waktu itu. Ada senang, sedih, terharu, hingga sesal wkwkwk. Apalagi bagi saya yang baru pertama kali mendaki. Ini merupakan perjalanan yang tak pernah saya lupakan sampai kapan pun. Kenangan perjuangan yang kami lakukan waktu itu akan menjadi cerita kami sampai tua nanti.

Puncak Sindoro

Sayangnya kami tidak bisa berama-lama dipuncak karena bau belerang wang sangat menyengat. Setelah bersuka cita, mengabadikan momen, hingga membuat video konyol kami segera turun ke tenda.

Perjalanan turun terasa begitu cepat, hingga sampailah kami di tenda. Waktu itu saya merasa sedikit pusing dan sakit kepala, hingga demam. mungkin karena teramat capek. Saya memilih langsung tidur ketika sampai di tenda. hingga tak terasa, setelah bangun tendah sudah beres semua wkwk.

Tidur sebentar, cukup mengembalikan tenagaku yang banyak terkuras. Saya merasa sedikit lebih baik dari sebelumnya. Dengan semangat kami mulai perjalanan ke basecamp.

Sangatngat cepat, apabila dibandingkan dengan perjalanan naik. Untuk turun kami hanya berjalan sekitar 4 jam saja. sampai basecamp kami segera mandi dan berkemas untuk pulang ke Jogja.

Lagi-lagi perjalanan pulang terasa sangat cepat, cukup 1 jam lebih sedikit untuk kami kembali ke Jogja. Waktu itu kami kejar waktu dateline pengembalian tenda hehe. maklum pendaki newbie, yang belum punya peralatan pendakian sendiri.

Banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari perjalanan ini. Bagaimana saya belajar bertahan hidup di alam, belajar menghargai alam, belajar bersabar akan sebuah perjuangan. Bahkan perjalanan ini membuat persahabatan kami semakin erat. Perjalanan ini akan kami kenang selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox